Ads

,

Ads

Kaca Helm Bikin Pusing? Begini Penjelasan dan Solusi nya

Jundi Alfaruqi
10 Jul 2023, 11:12 WIB Last Updated 2023-07-10T04:12:41Z
Kaca Helm Bikin Pusing?


Salah satu dari kita pasti pernah mengalami pusing saat menggunakan helm. Sebenarnya ada beberapa penyebab yang bikin kepala terasa pusing saat memakai helm. 


1. Memakai helm terlalu sempit

Helm yang terlalu sempit akan menekan kepala sehingga jika dipakai dalam waktu yang lama, akan menimbulkan rasa sakit atau pusing. 


Solusinya pakailah helm yang sesuai dengan ukuran kepala. Bagaimana memilih helm yang benar sesuai ukuran kepala kita? 


Saya sudah pernah membahasnya diartikel tentang cara mengukur lingkar kepala agar kita tahu ukuran helm yang pas. Teman-teman bisa baca artikel tersebut. 


Bagaimana jika helm tersebut sudah terlanjur dibeli? Adakah solusi tanpa harus membeli helm baru? 


Tentu saja ada, teman-teman bisa mengganti busa helm dengan ukuran yang lebih besar. Misalkan helm yang sekarang ukurannya M terasa sangat sempit dan menekan kepala, teman-teman bisa beli busa 1 ukuran di atasnya yaitu ukuran L.


Tapi ada syaratnya, pastikan helm teman-teman memiliki fitur busa lepas pasang. Kalau helm yang teman-teman pakai busanya yang sistem di tempel permanen atau tidak removeable, itu tidak bisa diganti.


Syarat yang kedua jika ingin mengganti busa, pastikan merk, tipe dan seri helm sesuai dengan merk, tipe dan seri busa yang ingin dibeli karena tidak semua merk helm bisa menggunakan busa yang sama, ada perbedaan bentuk, perbedaan ukuran, dan perbedaan sistem penguncian busa. 


2. Distorsi Pada Kaca Helm

Penyebab kedua yang bikin kepala puyeng atau pusing saat mengenakan helm adalah faktor kaca helm yang digunakan. 


Kaca helm terbuat dari plastik khusus yang harus sesuai dengan standar keamanan helm. Salah satu aturan yang mengatur tentang itu ada di pedoman helm standar ECE yang isinya lebih kurang seperti berikut :


Visor atau kaca helm harus cukup transparan, tidak menyebabkan distorsi yang terlihat dari objek seperti yang terlihat melalui visor, harus tahan terhadap abrasi, tahan terhadap benturan dan tidak menimbulkan kebingungan antara warna yang digunakan dalam rambu lalu lintas dan sinyal jalan.


Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distorsi adalah pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dan sebagainya; penyimpangan. Makna distorsi di sini cukup negatif karena distorsi digunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan merubah fakta yang sudah ada. Sumber : detik.com


Dalam bidang fotografi, distorsi memiliki makna di mana garis yang seharusnya lurus pada objek mengalami perubahan karena munculnya lengkungan. Lengkungan pada foto ini biasanya disebabkan oleh bias cahaya akibat penggunaan lensa ukuran tertentu. Misalnya, saat memotret dengan lensa wide atau fish eye.

jenis-jenis distorsi pada lensa

Jenis distorsi pada lensa ada dua, wide angel atau disebut distorsi barrel dan telephoto atau disebut distorsi pincushion. 


Atau lebih gampang memahaminya teman-teman bisa gunakan gelas kaca transparan yang berisi air, lalu lihat objek disekitar kalian dari belakang gelas tersebut, pasti bentuk objek akan berubah dan menjadi aneh. 


Kaca helm kita ibaratkan seperti lensa pada kamera. Kaca helm juga memiliki lengkungan, lengkungan ini lah yang membuat terjadinya distorsi atau perubahan bentuk objek. 


Apakah semua kaca helm mengalami hal seperti ini? Tidak semua kaca helm, tergantung kualitas dari bahan kaca helm tersebut, makanya ada istilah yang mengatakan ada harga ada kualitas. 


Biasanya distorsi ini terjadi pada kaca helm berjenis cembung seperti yang biasa dipakai pada helm-helm retro vintage dan juga pada kaca helm murah berkualitas rendah yang tidak sesuai standar. 


Pantulan cahaya yang mengenai objek lalu masuk melewati kaca helm yang kita gunakan mengalami perubahan bentuk yang harusnya bulat menjadi lonjong dan sebagainya.


Memang terkadang fenomena ini tidak kita sadari karena efeknya tidak terlalu terasa signifikan namun hal inilah menyebabkan kepala menjadi pusing.


Selain itu juga bisa terjadi akibat kaca helm yang kita gunakan tidak memiliki anti uv protection sehingga pantulan cahaya dari matahari atau sinar lampu kendaraan di malam hari yang langsung mengenai mata melewati kaca yang tidak dilengkapi fitur anti uv. 


Kaca helm dengan bahan yang jelek dan murah atau tidak memiliki anti uv, saat terkena sinar lampu kendaraan di malam hari berakibat sinar tersebut meyebar atau pecah saat mengenai kaca helm sehingga sangat mengganggu penglihatan. Ini juga dapat mengakibatkan pusing kepala. 


Oleh sebab itu sangat penting melihat spesifikasi dari kaca helm yang akan kita beli. Memang untuk kaca helm yang bagus dan minim distorsi harganya lumayan mahal dibanding kaca helm yang tidak sesuai standar, namun untuk kualitasnya tentu lebih terjamin. 


Jadi pastikan kaca helm yang digunakan memiliki kualitas yang bagus. Bagaimana memilih kaca helm yang bagus selain dari harga? 


Caranya kita bisa melihat spesifikasi kaca helm, apakah sudah mendukung anti uv protection atau belum. 


Selain itu, kaca helm yang bagus bukan sekedar tebal, tetapi juga memiliki kualitas bahan yang tidak gampang baret atau gores. Kalau kita baru beli helm atau beli kaca, baru dipakai beberapa kali terus muncul baret-baret halus pada kacanya, itu tandanya kualitas kaca helm tidak bagus atau berkualitas rendah. 


Yang terakhir adalah kaca helm tidak memiliki tingkat distorsi yang tinggi. Bagaimana cara mengetahui kaca tersebut minim distorsi? Bisa dengan cara mengetes langsung helm tersebut, coba naik dan turunkan kacanya lalu lihat perbedaan saat mengenakan kaca dan saat kaca dinaikkan.


Selain itu bisa juga dengan membeli kaca helm berkualitas optical class 1. Kaca dengan optical class 1 ini memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami distorsi. Contoh helm yang sudah memakai kaca berkualitas optic class 1 salah satunya adalah KYT R2R.